*Oleh Miftah H Yusufpati*
Wartawan Senior
Suara Negeri – Tanggal 19 Juni, Rabu kemarin, adalah hari ulang tahun ke-14 Lembaga Swadaya Masyarakat Lumbung Informasi Rakyat (LSM LIRA). Organisasi ini berdiri pada 19 Juni 2005. Tokoh pendirinya merupakan eks tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-M. Jusuf Kalla (JK) pada 2004. Mereka itu antara lain HM Jusuf Rizal, Syahrial Yusuf, Amirsyah Rahman, Hasyim Arief, dan H. Arief Siregar.
LSM Lira adalah penjelmaan dari Blora Center 2004, lembaga yang membantu membangun pencitraan dalam kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) RI, pasangan SBY-JK. Dwi tunggal ini, kemudian terpilih menjadi Presiden dan Wapres RI periode 2004 – 2009. “Begitu usai pilpres, kami dirikan Lira yang merupakan neo-Blora Center,” ujar Presiden Lira, Jusuf Rizal, berkisah.
Ide mendirikan Lira awalnya untuk mengawal pemerintahan SBY-JK agar bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Jusuf berpendapat sebagai sebuah tim yang turut mengantarkan SBY-JK memimpin bangsa ini, awak Blora Center juga wajib bertanggung jawab terhadap kelangsungan pemerintah tersebut. “Kami juga harus memastikan bahwa janji-janji pasangan ini saat kampanye dulu terealisasi,” tegasnya.
Di satu sisi, Lira juga turut memasyarakatkan apa-apa yang telah menjadi keputusan pemerintah, di sisi lain, LSM ini dituntut memberi masukan kepada pemerintah tentang keinginan rakyat.
Alasan yang paling pas, menurut Jusuf Rizal, seusai Blora Center turut serta mengantar SBY-JK ke kursi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2004-2009, mestilah diperlukan sebuah lembaga yang keberadaannya di luar struktur kepemerintahan. Lembaga ini mestilah diformat supaya menjadi “mata dan telinga” bagi pemerintah terutama dalam upaya memberantas KKN sebagaimana diamanatkan reformasi yang juga merupakan bagian penting dari janji-janji kampanye SBY kala itu.