MAMUJU, MEDIASUARANEGERI – Pemprov Sulbar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sulbar launching aplikasi Ikhtiar Menzerokan Stunting (Inzting) dan digitalisasi pemberdayaan perempuan di Ballroom Grand Maleo Hotel & Convention Mamuju, Kamis 12 Desember 2024. Aplikasi stunting ini sama dengan aplikasi yang diterapkan oleh Bahtiar saat bertugas di Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Amir Bando mengatakan seminar sudah dilaksanakan dengan menghadirkan narasumber kompeten.
“Kita hadirkan narasumber dari luar dimana pesertanya sebanyak 200 orang dari berbagai instansi,” kata Amir.
Ia menambahkan dihadirkan komunitas perempuan dan perwakilan setiap Pemkab se-Sulbar.
“Semoga ini menjadi bagian peningkatan pada pelayanan masyarakat terutama penanganan stunting,” tambahnya.
Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin mengungkapkan ini langkah bagus dalam inovasi dalam penangan stunting di Sulbar.
“Saya terimakasih dari tim Pemprov yang telah melaksanakan arahan saya, dimana membangun sebuah aplikasi,” ucap Bahtiar.
Aplikasi Inzting ini sudah dilakukan dulu di Sulsel dan berhasil, karena memiliki data informasi dari remaja, calon pengantin, ibu hamil dan balita dibawah 2 tahun.
“Jadi lengkap, sehingga penanganan stunting lebih baik karena datanya ada dipegang,” ungkapnya.
Apalagi, data ini alat utama untuk perbaikan menejmen penanganan stunting, dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi pengendaliaannya.
“Data ini kata kunci, kalau datanya sudah benar dari awal inshaAllah stunting bisa diatasi. Kenapa harus ada aplikasi, karena pendekatannta mutli sektor, multi aktor, ruang lingkup besar dan dinamikanya luar biasa,” bebernya.
Selain itu, ini bagian cara perbaikan tata kelola birokrasi dan mengurangi praktek-praktek tidak diinginkan.
“Jadi kalau ada masalah interennya diselesaikan dan ada masalah luarnya kita selesaikan. Target kita dengan ada datanya dengan mudah mengontrol mengurangi stunting,” ujarnya.
Lanjutnya, secara nasional ditarget 14 persen nasional, maka Sulbar akan terus berupaya agar bisa zero stunting.
“Kalau masalah daerah masih ada stunting, maka tandanya kita masih daerah terbelakang. Karena negara yang maju itu tidak ada lagi stunting, banyak faktor harus dipikirkan. Makanya kita berikhtiar zero stunting,” tandasnya.
***