MAMUJU, MEDIASUARANEGERI – Jelang perayaan natal dan tahun baru (Nataru) Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin bersama forkopimda meninjau langsung stok bahan pokok, Rabu 11 Desember 2024.
Peninjauan pertama dilakukan di distribusi minyak di Jalan Ahmad Kirang Mamuju, dilanjutkan meninjau gudang Bulog Mamuju.
Dari pantauan Stok minyak, beras hingga terigu, cukup banyak, bahkan bisa sampai enam bulan kedepan.
Hadir mendampingi Pj Gubernur Sulbar diantaranya, Pj Sekprov Amujib, Wakapolda Sulbar, perwakilan Korem 142/Tatag, Kabinda, Perwakilan BI, Danlanal Mamuju, Sekda Mamuju, tim pengendali inflasi, dan pejabat lainnya.
Atas kunjungan Pemerintah tersebut, Pengusaha minyak goreng Yunus mengatakan sangat senang dikunjungi rombongan Pemprov Sulbar dan forkopimda.
“Saya bersyukur dan berterima kasih karena dikunjungi serta melihat langsung di lapangan terkait kondisi harga bahan pokok terutama minyak goreng jelang natal,” kata Yunus.
Selain itu, Yunus juga mengungkapkan adanya penambahan tangki untuk memenuhi kebutuhan natal dan tahun baru 2025.
“Harga yang kita jual sesuai harga dari pemerintah dan stoknya cukup jelang natal maupun tahun baru,” ucapnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin mengatakan, kemarin sudah mendapat pengarahan langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto, tentang pentingnya Swasembada pangan.
“Menjadi Negara berdaulat, minimal syaratnya adalah harus Swasembada pangan, ditambah dipengaruhi geopolitik hingga geoekonomi dunia yang tidak menentu,” ucap Bahtiar.
Makanya kata Bahtiar, diminta setiap Provinsi, Kabupaten, dan Desa ada lumbung pangan, karena zaman Soeharto sudah ada dan sekarang sudah hilang lagi.
“Kita di Sulbar sudah sangat bagus, karena pada bulan November 2024 kemarin inflasi kita 1,18 persen, dimana kita nomor 11 terbaik seluruh Indonesia,” bebernya.
Namun, lanjut Bahtiar, memang ada pergerakan harga cukup signifikan khususnya cabe rawit, daging ayam ras, dan bawang merah.
“Makanya kita turun mengecek jalurnya apakah barangnya tidak ada atau jalur distribusinya bermasalah. Saya sudah instruksikan seluruh Bupati untuk melakukan operasi pasar,” ungkapnya.
Kemudian, satgas pangan yang sudah dibentuk, kata Bahtiar, untuk memastikan alur distribusi berjalan lancar, jangan sampai ada praktek usaha nakal ditengah masyarakat menyambut natal dan tahun baru.
“Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada kejadian, secara umum distribusi kita cukup baik. Memang khusus cabe produksi kita terbatas, makanya harus tanam cabe dari sekarang supaya nanti bulan tiga bisa panen pas ramadan,” imbuhnya.
Termasuk, bawang merah Sulbar berpotensi bedar, tapi saat ini masih tergantung pada Kabupaten Enrekang Sulsel. Majene hingga Polman bisa membudi daya bawang merah.
“Ini perlu juga permodalan terutama KUR dan kredit usaha lainnya dengan bimbingan lembaga terkait. Mestinya yang seperti bisa kita selesaikan termasuk daging ayam ras yang seharusnya bisa kita produksi sendiri,” ujar Bahtiar.
Selain itu, Bahtiar juga berpesan, melayani masyarakat tidak lupa melayani produsennya, jangan sampai masyarakat harga produksinya menurun.
“Ada beberapa kendala harus kita sampaikan seperti terjadi deflasi karena jumlah produksi ikan layang tinggi sekali dan harganya murah. Semua wilayah kita belum ada gudang basah yang bisa menampung cabe, tomat, bawang, sampai ikan,” paparnya.
Salah satu, Provinsi seperti Jakarta tidak ada produksi Cabe, bawang hingga tomat, namun memiliki gudang basah tempat penyimpanan.
“Kita ini banyak gunung, makanya diperlukan gudang basah dan mobil box. Disisi lain anggaran kita minim, makanya perlu bantuan kementerian untuk mengatasi masalah ini dan kita sudah meminta bantuan itu,” tandasnya.
***