PASANGKAYU || Mediasuaranegeri.com – Di duga ada penyelewengan dalam pengelolaan anggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri 1 Bambalamotu, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi barat (Sulbar) tahun 2021 yang tidak sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2021 tentang petunjuk tekhnis pengelolaan dana BOS reguler.
Dihimpun dari berbagai sumber terpercaya yang tidak ingin disebut namanya bahwa, adanya ketidak transparansi dalam pengelolaan dana BOS SMK Negeri 1 Bambalamotu. Pasalnya, ada sejumlah dana masuk dan keluar melalui rekening (Bank BPD Sulselbar) milik Guru-guru honor yang di buktikan sms banking di nomor kontak pemilik rekening yang terdaftar dan tidak diketahui peruntukannya. hal tersebut dinilai penyalah gunaan data pribadi dan di duga mengarah kepencucian uang negara.
Ironisnya, buku rekening beserta ATM milik Guru-guru honor di pegang oleh bendahara Sekolah dan di duga rekening bank tersebut di jadikan untuk memperlancar pengaliran dana BOS tersebut.
“Buku rekening beserta ATM di pegang oleh bendahara, yang di herankan ada dana masuk dan keluar pada rekening bank guru-guru honor. Kan ada SMS Banking. Dan para Guru honor pun takut dengan adanya hal itu karena takutnya masuk pencucian uang”, ucapnya.
Selain itu, beberapa kegiatan di sekolah tersebut tidak jalan, baik perawatan halaman maupun bangunan serta beberapa jurusan tidak maksimal karena kurangnya perhatian pasilitas (alat praktek). Bahkan Komite Sekolah pun tidak jelas.
Terkait hal tersebut, Plt Kepsek SMK Negeri 1 Bambalamotu, Sarifuddin,S.Pd saat dikonfirmasi di Kantornya, (11/10/2021) membantah atas informasi itu. Menurutnya, keterbukaan dana BOS sudah terbuka dengan memperlihatkan bahwa dana BOS Sekolah sudah masuk.
“Saya berkali kali melakukan rapat bersama para guru – guru dan perlihatkan kalau dana BOS sudah, dan saya sampaikan dana ini mau di apakan”, kata Sarifuddin.
Lanjut Sarifuddin, terkait perawatan sekolah, itu tidak bisa terlaksana sepenuhnya karena anggaran tidak cukup untuk mengkaper semuanya,
“Kalau perawatan sekolah itu sudah dirawat, pot bunga sudah ditambah, kalau pengecetan gedung belum karena tidak cukup dananya. Kan semua kegiatan di danai dari anggaran dana BOS, baik kegiatan-kegiatan di sekolah maupun pasilitas sekolah, jadi tidak cukup”, tuturnya. [Sudirman]