Peradaban Islam tasawuf merupakan salah satu disiplin keilmuan yang menarik perhatian para sastrawan dan seniman sehingga dalam tradisi intelektual Islam yang banyak melahirkan karya sastra dan seni adalah para sufi. Kalau sastra adalah seni bahasa, nyanyi adalah seni suara, musik adalah seni nada, tasawuf adalah seni ibadah kepada Allah swt (Zaini, 2000: v).
Tasawuf amat sarat makna, karena itu para pakar cenderung selalu berbeda pendapat dalam memandang tasawuf. Seorang sufi besar mendefinisikan tasawuf sebagai cita rasa. Selanjutnya, dalam kacamata analitik para pakar Barat, tasawuf selalu dilihat sebagai bagian dari Islam, sedangkan bagi sufi sendiri tasawuf adalah sentral yang merupakan bagian dari agama universal.
Salah satu bentuk seni sastra Mandar yang masih eksis adalah puisi Kalindaqdaq. Dalam tulisan ini kalindaqdaq merupakan objek kajian yang akan dianalisis dengan mencermati kandungan tasawuf yang memengaruhi karya seni tersebut.
Kalindaqdaq Mandar yang banyak digenangi oleh tasawuf dan tarekat Imam Lapeo adalah kalindaqdaq to mabubeng atau kalindaqdaq ma.sa.lah. Ada beberapa contoh kalindaqdaq yang digenangi oleh tarekat Imam Lapeo adalah sebagai berikut :
(1)
Ia mamba uitai
Mamba ugulilingngi
Imakke nyawa
Iqdai makke tau
‘yang pergi kucari’
‘pergi kukelilingi’
‘adalah Zat Yang Maha Ada’
‘Ia tidak berwujud manusia’
Apadi natiriq tubu
Naparaqbueq nyawa
Meloq uissang
Meloq uayappui
‘dari apakah tubuh dibentuk’
‘dari apakah nyawa dibuat’
‘ingin kukenal’
‘ingin kupahami’
(2)
Tennaq dadi sipaq pitu
Mekkeqdeq mallindui
Saemaq sita
Puang Alla Taala
‘andaikan bukan sifat yang tujuh’
‘tegak melindungi’
‘sudah lama kuberjumpa’
‘Tuhan Allah Taala’
Di tallanna sipaq pitu
Mekkeqdeq arasia
Sipannassai
Puang Alla Taala
‘ketika lenyap sifat yang tujuh’
‘tegaklah aras’
‘saling mengenal jelas’
‘Tuhan Allah Taala’
(3)
Bismillah akkeq letteqna
Alepuq pelliqana
Turalloana
Lailaha Illallah
‘dengan bismillah kaki diangkat’
‘dengan alif langkah diayun’
‘tutur sapanya’
‘tiada Tuhan selain Allah’
Allah Taala sisanna
Andiang daqduanna
Puang Kuasa
‘lino annaq aheraq’
‘hanya Allah Yang Esa’
‘esa tiada duanya’
‘Allah yang Mahakuasa.
‘dunia dan akhirat’
Allah Taala nisomba
Andiang daqduanna
Nabi Muhammad
Suro nibole-bole
‘Allah yang disembah.’
‘tiada duanya’
‘Nabi Muhammad’
‘pesuruh kesayangan-Nya’
Allah Taalapaulle
Lino lambiq aheraq
Puang paqdappang
Puang palomo-lomo
‘Allah yang Mahakuasa
‘dunia sampai akhirat’
‘Tuhan yang Maha Pengampun’
‘Tuhan Yang Maha Pengasih
Kesimpulan :
Interpretasi makna kalindaqdaq ‘puisi Mandar’ yang tergenangi oleh nuansa tasawuf Imam Lapeo sebagaimana diuraikan di atas. Ada tiga puisi Mandar yang telah dianalisis semuanya tanpa judul;
kalindaqdaq (1) menunjukkan gambaran kecintaan dan kerinduan seoraang hamba akan Zat Yang Maha Ada, tetapi ia tak dapat melihat-Nya karena sifat Allah yang mustahil sama dengan makhluk-Nya. sehingga ia pun ingin mengetahui bagaimana makhluknya (manusia) diciptakan.
Kalindaqdaq (2) gambaran kerinduan dan kecintaan seorang hamba yang ingin bertemu dengan Sang Pencipta, tetapi ia terhalangi oleh sipaq pitu yang merupakan sifat buruk yang ia miliki.
Kalindaqdaq (3) menunjukkan gambaran sifat-sifat terbaik, akhlak mulia seorang hamba, dan menunjukkan keesaan Tuhan Yang Mahakuasa, serta makhluk ciptaan Allah yang menjadi kesayangan-Nya dialah Nabi Muhammad saw., yang merupakan cahaya Nur Muhammad cahaya dari segala ke-Nabian.
Source : Zainuddin Hakim, Balai Bahasa Ujung Pandang, Jalan Sultan Alauddin Km 7, Tala Salapang Makassar 90221 – 2012.
(Source: FB Galeri Mandar Indonesia)