Ia juga mengatakan bahwa pasca gempa, likuefaksi dan tsunami 28 September 2018 lalu, sejumlah infrastruktur di wilayahnya mengalami rusak parah, termasuk sekolah di dalamnya.
“Ini bantuan luar biasa dari PT.Astra dan Gapki karena saya ingin ada sekolah agama yang dibangun di tengah-tengah masyarakat,” Ungkapnya.
Oleh karenanya, pihak Pemerintah Kota Palu tetap berkomitmen membangun iman dan takwa bagi para pelajar sekolah dasar di wilayahnya dengan menambah jam pelajaran pendidikan agama pada sore hari.
“Sekitar Rp 3 miliar dana yang kita gelontorkan untuk membangun iman dan takwa tersebut,” katanya.
Di hadapan para undangan, Wali kota Palu juga menceritakan saat bencana itu datang. Menurutnya, bencana yang terjadi di Kota Palu itu tidak akan pernah dilupakannya.
Betapa tidak, musibah pada Jumat, 28 September 2018 di Kota Palu itu merupakan peristiwa yang tidak sama, lebih besar dan luar biasa di Indonesia, khususnya likuefaksi.
“Kalau bencana lainnya biasa kita melihat. Tapi ini orang meninggal tidak kelihatan jenazahnya karena tertimbun likuefaksi. Peristiwa ini meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi kita semua,” tutur Hidayat.
Ia berharap, dengan dibangunnya sekolah itu juga akan melahirkan penghafal Al’Quran terbaik yang dapat mengharumkan nama daerah di level lokal, nasional, bahkan internasional.
Lanjut ia mengajak kepada PT.AAL, Gapki dan mitranya ikut membantu pemerintah daerah berpartisipasi menanam pohon di lokasi Hutan Kota yang luasnya mencapai 98 hektar. Karena pemerintah daerah saat ini membutuhkan sebanyak 40 ribu pohon yang diutamakan adalah tumbuhan endemik Sulawesi.
“Sekali lagi kami sangat berterima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan oleh PT.Astra dan Gapki bersama mitranya dalam membangun sekolah ini. Mudah-mudahan berkah,” pungkas mantan Penjabat Bupati Sigi itu.(**)
Laman: 1 2